Ada seorang buruh bangunan yang terkenal karena keuletan, ketekunan
serta keahliannya dalam membuat rumah yang indah dan kokoh. Pada suatu
hari ia dipanggil oleh seorang kaya untuk bekerja di tempatnya dan
membuat rumah sesuai dengan keinginannya.
Ia pun bekerja dengan
penuh semangat dan dengan segenap jiwanya. Rumah sang majikan pun
selesai dan ia sangat puas dengan pekerjaan buruh tersebut. Waktu pun
berlalu, telah banyak rumah yang telah diselesaikan oleh buruh ini
dengan hasil yang sangat memuaskan.
Hingga pada suatu hari, sang buruh ini dihinggapi perasaan jenuh. Ia
lelah dan ingin berhenti dari pekerjaannya sebagai buruh bangunan. Ia
merasa dirinya telah tua dan ingin beristirahat dari pekerjaannya.
Hingga ia pun mengutarakan keinginannya tersebut kepada majikannya.
Oleh sang majikan, buruh ini dilarang berhenti dengan alasan sangat
sulit untuk mencari buruh sehebat dia. Namun, buruh ini tetap ngotot
untuk berhenti bekerja. Sang majikan pun tidak dapat berbuat apa-apa. Ia
pun mengizinkan buruh tersebut untuk berhenti dengan satu catatan,
majikan ini mohon untuk dibuatkan satu lagi rumah untuk terakhir
kalinya. Sang buruh pun menyanggupi permintaan majikannya.
Rumah yang diminta oleh majikan pun mulai dikerjakan, namun tidak
seperti biasanya, buruh ini bekerja tanpa semangat yang biasanya ia
perlihatkan. Sentuhan-sentuhan tangan kreatifnya pun tidak nampak.
Setelah beberapa lamanya, rumah pun telah selesai dikerjakan.
Karena merasa tugasnya untuk membuat satu rumah telah selesai, sang
buruh pamitan kepada majikannya. Namun sebelum ia pergi, sang majikan
kemudian berkeliling melihat rumah yang telah selesai dikerjakan. Sang
majikan terlihat tersenyum dan kemudian memberikan kunci rumah tersebut
kepada sang buruh.
Buruh ini pun kaget, namun dengan serta
merta sang majikan berkata kalau rumah yang baru saja selesai
dikerjakannya ini bukanlah untuk dirinya, tetapi rumah tersebut akan
diberikan kepada sang buruh.
Mengetahui hal tersebut, betapa
menyesalnya sang buruh, ia baru tersadar kalau ternyata rumah yang ia
kerjakan dengan asal-asalan ini akan dihadiahkan kepadanya.
Dari cerita ini tersebut kita dapat mengambil suatu pelajaran bahwa
apapun yang kita kerjakan hendaknya dilakukan dengan sepenuh hati,
totalitas serta mengerahkan segala kemampuan terbaik yang dimiliki.
Karena setiap pekerjaan yang dilakukan hasilnya pasti akan kembali
kepada diri sendiri.
Sumber : ESQ-News
Ia pun bekerja dengan penuh semangat dan dengan segenap jiwanya. Rumah sang majikan pun selesai dan ia sangat puas dengan pekerjaan buruh tersebut. Waktu pun berlalu, telah banyak rumah yang telah diselesaikan oleh buruh ini dengan hasil yang sangat memuaskan.
Hingga pada suatu hari, sang buruh ini dihinggapi perasaan jenuh. Ia lelah dan ingin berhenti dari pekerjaannya sebagai buruh bangunan. Ia merasa dirinya telah tua dan ingin beristirahat dari pekerjaannya. Hingga ia pun mengutarakan keinginannya tersebut kepada majikannya.
Oleh sang majikan, buruh ini dilarang berhenti dengan alasan sangat sulit untuk mencari buruh sehebat dia. Namun, buruh ini tetap ngotot untuk berhenti bekerja. Sang majikan pun tidak dapat berbuat apa-apa. Ia pun mengizinkan buruh tersebut untuk berhenti dengan satu catatan, majikan ini mohon untuk dibuatkan satu lagi rumah untuk terakhir kalinya. Sang buruh pun menyanggupi permintaan majikannya.
Rumah yang diminta oleh majikan pun mulai dikerjakan, namun tidak seperti biasanya, buruh ini bekerja tanpa semangat yang biasanya ia perlihatkan. Sentuhan-sentuhan tangan kreatifnya pun tidak nampak. Setelah beberapa lamanya, rumah pun telah selesai dikerjakan.
Karena merasa tugasnya untuk membuat satu rumah telah selesai, sang buruh pamitan kepada majikannya. Namun sebelum ia pergi, sang majikan kemudian berkeliling melihat rumah yang telah selesai dikerjakan. Sang majikan terlihat tersenyum dan kemudian memberikan kunci rumah tersebut kepada sang buruh.
Buruh ini pun kaget, namun dengan serta merta sang majikan berkata kalau rumah yang baru saja selesai dikerjakannya ini bukanlah untuk dirinya, tetapi rumah tersebut akan diberikan kepada sang buruh.
Mengetahui hal tersebut, betapa menyesalnya sang buruh, ia baru tersadar kalau ternyata rumah yang ia kerjakan dengan asal-asalan ini akan dihadiahkan kepadanya.
Dari cerita ini tersebut kita dapat mengambil suatu pelajaran bahwa apapun yang kita kerjakan hendaknya dilakukan dengan sepenuh hati, totalitas serta mengerahkan segala kemampuan terbaik yang dimiliki. Karena setiap pekerjaan yang dilakukan hasilnya pasti akan kembali kepada diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar